Selamat Datang

Melalui blog Tumbuhan Bali ini saya menayangkan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai arti penting dalam kehidupan orang Bali, terutama jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara agama dan pemanfaatan lain dalam kaitan dengan tradisi masyarakat Bali. Tayangan akan saya fokuskan pada pengenalan ciri-ciri morfologis yang dilengkapi dengan foto untuk memudahkan melakukan pengenalan, terutama bagi Anda yang hanya pernah mendengar nama tetapi belum pernah melihat sendiri bagaimana 'rupa' sesungguhnya dari tumbuhan tersebut. Karena latar belakang saya adalah pertanian maka saya mengalami keterbatasan uraian mengenai pemanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan orang Bali, terutama dalam pemanfaatan untuk upacara keagamaan. Untuk melengkapinya, saya akan dengan terbuka menerima masukan dari Anda, terutama dari Anda yang merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk Bali.

Moolatho Brahma Roopaya, Madhyato Vishnu Roopini, Agratas Shiv Roopaya, Vriksha Rajayte Namaha.
Brahma shaped at the root, Vishnu shaped in the middle and Shiva shaped at the top, we salute You, the king of all trees.

Daftar Istilah Morfologi Tumbuhan

Klik huruf awal istilah di bawah ini untuk mencari definisi:
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website

Jumat, 31 Agustus 2012

Tiing/Tiying (Bambu): Flora Identitas Kabupaten Bangli

Tiing tali. Sumber: Byron Bay Bamboo
Tiing/tiying ditetapkan sebagai tumbuhan identitas Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Kata tiing (tiying) dalam bahasa Bali berarti bambu dalam bahasa Indonesia dan bamboo dalam bahasa Inggris. Karena itu, tiing (tiying) sebenarnya bukan nama satu jenis tumbuhan, melainkan gabungan dari kurang lebih 1400 jenis dalam 80-90 genus yang menjadi bagian dari anak suku Bambusoideae dari suku Poaceae. Anak suku Bambusoideae terdiri atas dua puak: Bambuseae (bambu dengan batang berkayu) dan Olyreae (bambu dengan batang tidak berkayu). Mengingat puak Olyreae terdapat terutama di Amerika Tengah dan Amerika Selatan maka bambu yang dimaksud di sini adalah bambu dalam puak Bambuseae (bambu dengan batang berkayu). Bambu puak Bambuseae tersebar luas di kawasan tropic dan sub-tropik, terutama di Asia dan Amerika Selatan, tetapi juga terdapat di Afrika, Australia, Amerika Tengah, dan Amerika Utara.


Dari sekian banyak jenis bambu puak Bambuseaeyang dikenal di seluruh dunia ini, tentu tidak seluruhnya terdapat di Kabupaten Bangli, bahkan juga di Provinsi Bali, melainkan hanya beberapa jenis. Akan tetapi, tidak jelas jenis mana yang dimaksudkan sebagai tiing (tiying) identitas Kabupaten Bangli. Mungkin saja yang dimaksudkan adalah bambu dalam marga Bambusa, tetapi bisa saja lain mengingat kata tiing (tiying) dalam Bahasa Bali berarti segala jenis bambu, bukan hanya bambu dari marga Bambusa. Lagi pula, jenis-jenis bambu yang terdapat di kabupaten tersebut pasti tidak hanya bambu dalam marga Bambusa. Lagi pula, bambu marga Bambusa terdiri atas banyak jenis yang tidak semuanya terdapat di Kabupaten Bangli. Website resmi Pemerintah Kabupaten Bangli tidak memberikan informasi mengenai hal ini.

Bambu puak Bambuseae merupakan tumbuhan tahunan, menyemak atau tumbuh tinggi seperti pohon, berdiri sensiri atau bersandar pada tumbuhan lain, membentuk rimpang yang bersifat pakimorfik (merumpun) atau leptomorfik (menyebar), jarang merupakan gabungan keduanya. Batang menahun, berkayu, sampai setinggi 30 m, ruas berlubang, di bagian bawah tidak bercabang dan tertutup oleh daun batang yang tebal, tetapi di bagian atas bercabang rapat yang tumbuh dari mata tunas pada bagian buku. Daun batang tebal, terdiri atas upih dan helai daun, umumnya gugur setelah beberapa lama, mempunyai telinga daun dan/atau fimbriae, tidak mempunyai lidah daun adaksial, helai daun tidak berkembang, tegak atau melengkung, bagian dasar sama lebar atau lebih sempit dari bagian atas upih daun, kadang-kadang mempunyai tangkai daun palsu. Daun cabang mempunyai atau tidak mempunyai telinga daun dan fimbriae, mempunyai lidah daun abaksial dan adaksial, hamper selalu mempunyai tangkai daun palsu, helai daun dapat gugur, pertulangan sejajar, pertulangan menyilang sering terdapat, terutama di bagian dekat pangkal. Perbungaan determinate atau indeterminate, bracteate atau ebracteate, racemose sampai paniculate, terdiri atas pseudospikelets atau spikelets. Spikelets atau pseudospikelets mempunyai satu sampai banyak bunga tunggal berukuran kecil, bunga bagian bawah seringkali mandul, lainnya berkelamin ganda; glumes often subtending the buds; lemmas sering tanpa awn, umumnya berpembuluh banyak; lodicules umumnya 3, dengan lembaran tipis vaskular; benang sari biasanya 3 sampai 6, kadang-kadang lebih sedikit atau sampai 7, jarang-jarang banyak; ovaries tidak atai berambut; putuk atau cabang putik berjumlah 1–4; Caryopses dengan atau tanpa perricarp tebal berdaging. 

Puak (tribe) Bambuseae terdiri atas 9 anak puak (sub-tribe): Arthrostylidiinae, Arundinariinae, Bambusinae, Chusqueinae,  Guaduinae, Melocanninae, Nastinae, Racemobambodinae, Shibataeinae. Berikut adalah daftar genus yang terdapat pada setiap anak puak:
Uraian lebih rinci mengenai bambu akan diberikan untuk beberapa jenis bambu yang mempunyai arti penting sebagai bahan kelengkapan upacara agama dan/atau bahan pengobatan di kalangan orang Bali.

Belum tersedia informasi yang pasti mengenai jenis-jenis bambu lokal yang terdapat di Bali, tetapi jenis-jenis bamboo yang sekarang dibudidayakan akan bertambah dengan jenis-jenis bamboo introduksi yang digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman hias di berbagai hotel. Bambu merupakan tumbuhan yang mempunyai sangat banyak kegunaan. Rebung (tunas rimpang) digunakan sebagai bahan sayuran, batang digunakan sebagai bahan bangunan, daun digunakan sebagai bahan pembungkus makanan. Batang dan daun bamboo jenis tertentu merupakan bahan kelengkapan penting dalam berbagai upacara agama Hindu di Bali.
Jenis-jenis bamboo yang digunakan dalam upacara agama Hindu di Bali adalah:
  • Tiing ampel gading Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C. Wendl. var. striala (Lodd. Ex Lindley) Gamble
  • Tiing buluh batu Schizostachyum zollingeri Steudel
  • Tiing buluh gading/taluh Schizostachyum lima (Blanco) Merrill
  • Tiing buluh kadampal Schizostachyum castaneum Widjaja
  • Tiing buluh tamblang gading Schizostachyum brachycladum Kurz
  • Tiing gesing Bambusa blumeana J.A. & J.H. Schultes
  • Tiing jahe Gigantochloa manggong Widjaja
  • Tiing jajang Giganlochloa ridleyi Holtum
  • Tiing jajang saru Glaanlochloa sp.
  • Tiing jelepung Gigantochloa robusta Kurz
  • Tiing petung Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne
  • Tiing petung Gigantochloa aspera (Rumph.) Kurz
  • Tiing putih Gigantochloa hasskarliana (Kurz) Backer
  • Tiing santong Giganlochloa atter (Hassk.) Kurz 
  • Tiing selem Gigantochloa atroviolacea Widjaja
  • Tiing sudamala Bambusa multiplex (Lour.) Raeuschel ex J.A.&J.H.Schultes
  • Tiing swat Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro
  • Tiing tabah Giganlochloa nigrociliata (Buse) Kurz
  • Tiing tali Giganlochloa apus (J.A.&J.H.Schultes) Kurz 
  • Tiing tutul Bambusa macutata Widjaja

Tautan Luar:
Bamboo species dari Wikipedia
Guadua Bamboo

Referensi:
Arinasa, I B.K., 2004. Pemanfaatan dan Keanekaragaman Bambu dalam Upacara Adat Pecaruan Rsighana di Kebun Raya Eka Karya Bali.  Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Upacara Agama Hindu.

1 komentar: