Suatu kali, ketika sedang
blog walking, saya menemukan sebuah
tulisan yang sangat menarik. Isi tulisan tersebut kurang lebih begini. Seorang pinandita mengatakan, tidak ada salahnya umat membuat sesajen dengan menggunakan buah-buahan impor. Percuma membuat sesajen dari buah-buahan lokal bila 'lungsuran'-nya kemudian dibuang begitu saja karena tidak enak dimakan, begitu kira-kira yang dimaksud. Dicontohkan dalam tulisan itu, penggunaan buah sentul yang, katanya, selain rasanya tidak enak, juga dapat menyebabkan sakit perut. Argumentasinya, sesajen dibuat untuk dinimkati 'lungsuran'-nya, terutama sesajen yang bernama 'bayuan', yang kira-kira berarti untuk menyehatkan badan, bukan untuk membuat sakit perut. Argumentasi lainnya, globalisasi tidak bisa dihindari dengan menolak penggunaan buah-buahan impor, melainkan harus dilawan dengan mengekspor buah-buahan lokal. Sekilas sangat masuk akal, tetapi semakin saya renungkan, ternyata semakin mengusik pikiran saya.