Tumbuhan yang diberi nama asoka tidak sama dengan tumbuhan yang di Bali dan di Jawa dekenal dengan nama
kembang soka. Tumbuhan asoka merupakan tumbuhan yang disucikan oleh umat Hindu di India dan umat Buddha di Sri Lanka. Sebenarna terdapat dua jenis tumbuhan berbeda yang di India dan sekitarnya di sebut asoka (
ashoka tree), yaitu asoka sejati, yang biasa disebut asoka (saja), dan asoka palsu (
false ashoka). Jenis pohon kedua ini juga lazim disebut pohon Buddha (jangan kacaukan dengan
pohon beringin Buddha atau
pohon bodhi), d
evadaru (Sanskrit),
debdaru (Bengali dan Hindi),
asopalav (Gujarati), indian mast tree (Inggris), dan
pohon cemara india atau
glodogan tiang (Indonesia). Nama ilmiah pohon asoka adalah
Saraca asoca (
periksa nama ilmiah dan klasifikasi), sedangkan pohon asoka palsu adalah
Polyalthia longifolia (
periksa nama ilmiah dan klasifikasi). Selain kedua jenis pohon ini, juga terdapat jenis pohon suci lain, yaitu pohon sala, yang nama ilmiahnya adalah
Shorea robusta (
periksa nama ilmiah dan klasifikasi). Belum jelas apakah ketiga jenis tumbuhan ini terdapat di Bali, tetapi ditulis di sini dalam kaitannya dengan kedudukannya sebagai pohon suci agama Hindu.
Ahoka dalam bahasa Sanskerta berarti tanpa kesedihan atau atau sesuatu yang tidak pernah menimbulkan kesedihan. Pohon asoka dipandang sebagai pohon suci bagi pemeluk Hindu di India, diupacarai pada setiap bulan
Chaitra, bulan pertama dalam
Kalender Hindu setempat. Pohon ini diasosiasikan dengan
Kamadewa, dewa kasih sayang, yang menggunakan bunga ini sebagai satu di antara lima bunga pemikatnya, sehingga merupakan bunga perlambang cinta. Karena itu, asoka selalu disebut-sebut dalam
sajak-sajak keagamaan dan percintaan India, diberikan sekurang-kurang 1
5 nama yang berbeda dalam bahasa Sanskerta untuk merujuk pohon atau bunganya
(ashoka, sita-ashoka,
anganapriya, ashopalava, ashoka, asupala, apashaka, hemapushpa,
kankeli, madhupushpa, pindapushpa, pindipushpa, vanjula, vishoka, vichitra). Dalam sajak-sajak epik
Mahākāvya, pohon asoka disebut dalam
Ramayana dalam kaitan dengan
Taman Bunga Asoka, tempat
Hanuman bertemu pertama kali dengan
Sita. Pohon asoka juga dikaitkan dengan mahluk mitologis berwujud dewi, Yakshi, pasangan dewa Yaksha, pembantu
Kubera, dewa kesejahteraan yang nerkuasa pada kerajaan mistis
Alaka di
Himalaya, dalam menjaga harta karun. Patung dewi Yakshi digambarkan dengan kaki menginjak pangkal batang dan tangan memegang cabang pohon asoka. Patung Yakshi dengan pohon asoka ini merupakan unsur dekoratif penting pada bangunan-bangunan keagamaan bukan hanya Hindu, tetapi juga Buddha. Namun demikian, pohon asoka dalam pustaka kuno India juga dikacaukan dengan pohon
sala (nama lainnya
ashvakarna,
chiraparna dan
sarja), jenis pohon dengan nama ilmiah
Shorea robusta, yang diasosiasikan sebagai pohonnya Dewa Wisnu.
Saraca asoca merupapan pohon kecil selalu hijau, tinggi 7-10 m, tumbuhan sampai ketinggian 750 m dpl. Kulit batang berwarna coklat, abu-abu, atau hampir hitam pada bagian
tertentu, kasar dan tidak rata dan pecah secara traversa| karena adanya
banyak lentisel, memperlihatkan kulit bagian dalam berwarna putih di
bawah lapisan gabus. Daun majemuk parpinat, panjang 15-20 cm, berbentuk oblong sampai rigidly sub-coriaceous, terdiri atas 6-12 anak daun. Anak daun berbentuk lenset menyempit, menggabus di bagian pangkal, dan dengan pucuk pestistipules intra-petiolar dan bersatu sempurna. Bunga wangi, polygamous apetalos, dalam rangkaian corymbose lateral, seludang kecil dan mudah gugur, mahkota berwarna oranye kekuningan dan kemudian menjadi scarlet, berlekuk 4. Buah berupa polong pipih, berisi 4-8 biji berbentuk elipsoidal sampai oblong pipih. Dimanfaatkan terutama sebagai tanaman hias dan tanaman berkhasiat obat.
|
|
Percabangan, daun, dan bunga
Sumber: flickr |
|
|
Rangkaian bunga
Sumber: flickr |
|
|
Polyalthia longifolia merupakan pohon kecil selalu hijau, dapat mencapai tinggi 15 m. Berbatang lurus dengan percabangan mengarah menyebar atau mengarah ke bawah (bergantung forma), cabang terpanjang di bagian bawah, semakin pendek di bagian atas batang, membentuk tajuk yang memanjang sempit meruncing. Daun berbentuk lanset terbalik, hijau gelap, mengkilap dengan tepi bergelombang, panjang 7-20 cm. Bunga dalam rangkaian fasciles atau umbels pendek pada ketiak daun yang sudah gugur, berukuran kecil, lebar 2,5-3,8 cm, berwarna hijau pucat, mahkota berukuran tidak sama, lurus, menyebar, berujung tumpul. Buah dalam rangkaian bertangkai tunggal, bentuk ovoid, panjang 18 mm, hitam bila masak. Dimanfaatkan terutama sebagai tanaman hias dan tanaman berkhasiat obat.
Shorea robusta merupakan pohon besar gugur daun, dapat mencapai tinggi 50 m dan diameter batang 5 m, rata-rata tinggi 18-32 m dan diameter 1,5-2 m, batang tanpa cabang bersih, silindris dan lurus, sering dengan cabang epikormik, tajuk melebar dan berbentuk sferik. Kulit batang tebal, coklat gelap, dengan rekahan longitudinal dalam, menjadi dangkal pada pohon dewasa. Daun tunggal, tidak berambut, mengkilap, pangkal berbentuk oval, meruncing ke arah ujung memanjang, panjang 10-25 cm, merah ketika muda dan kemudian menjadi hijau. Bunga dalam rangkaian malai racemose, putih kekuningan. Buah berukuran panjang 1,3-1,5 cm dan diameter 1 cm, dilengkapi dengan kelopak bunga yang menebal membentuk sayap dengan panjang 5-7,5 cm. Dimanfaatkan terutama sebagai tanaman penghasil kayu bahan bangunan.
Tumbuhan suci Hindu di India lainnya adalah (dalam urutan nama Hindi):
- Amla (Phyllanthus emblica), berikaitan dengan pemujaan Dewa Lakshmi (periksa nama ilmiah dan klasifikasi)
- Bakul (Mimusops elengi), bunganya dipersembahkan kepada Dewa Krishna karena dikisahkan Dewa Krishna suka memainkan terompet di bawah naungan pohon ini (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Bargad (Ficus benghalensis), beringin yang disucikan di India, biasanya didirikan tempat pemujaan di bawahnya, dilakukan persembahyangan pada bulan purnama tampak di dekat kemunculan terakhir bintang Scorpio sebelum munculnya bintang Sagittarius (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Bel (Aegle marmelos),
daun trifoliat pohon ini melambangkan trisula, senjata yang dipegang
tangan kanan Dewa Shiwa, setiap sudut trisula melambangkan keinginan
(iccha), tindakan (kriya), dan kearifan (jnana) dan juga melambangkan
masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Pohon bel terdapat
hampir di setiap halaman bangunan persembahyangan Hindu di India (periksa nama ilmiah dan klasifikasi) .
- Bela (Jasminum sambac), bunga yang dipergunakan dalam berbagai upacara persembahyangan (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Champaka (Magnolia champaca, Magnolia x alba, Magnolia montana) (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Chandan (Santalum album), gosokan teras cendana digunakan untuk membuat pasta yang dioleskan pada jidat setelah mengikuti upacara atau pada jidat patung dewa, minyak cendana digunakan sebagai ramuan membuat dupa dan dipercikkan pada api suci yang digunakan pendeta melaksanakan puja (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Chandra-mallika (Dendranthema indicum) (periksa nama ilmiah dan klasifikasi)
- Devadaru (Cedrus deodara), pohon sorga, hutan devadaru merupakan tempat bertapa para para maharsi pada jaman dahulu (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Durva (Cynodon dactylon), dikaitkan dengan Ganesha, untuk pengobatan sakit gigi dan disentri (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Haldi (Curcuma longa), digunakan untuk mengurapi badan mempelai wanita pada hari pernikahan, dioleskan pada jidat setelah mengikuti sembahyang atau pada jidat patung dewa (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Kamal (Nelumbo nucifera), lambang kesucian dan kejujuran, merupakan tempat duduk Dewi Saraswati, Dewi Lakshmi, Dewa Wisnu, dan Desa Brahma (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Kusha (Desmostachya bipinnata), digunakan oleh Buddha sebagai alas duduk ketika menerima wahyu pencerahan, disebutkan dalam Rig Veda sebagai bahan upacara suci dan alas duduk bagi Tuhan dan para pendeta, direkomendasikan oleh Krishna dalam Bhagavad Gita sebagai alas duduk untuk melakukan meditasi (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Madhavi Lata (Hiptage benghalensis), melambangkan keindahan dan kedamaian (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Naga Keshara (Mesua ferrea), tumbuhan berkhasiat obat menurut Ayurveda (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Pipal (Ficus religiosa), pohon beringin tempat meditasi, pohon yang digunakan untuk melakukan pradakshina sebagai bagian dari berbagai upacara suci, biasanya dengan mengelilingi pohon beringin ini sebanyak 7 kali pada pagi hari dengan mengucapkan mantram "Vriksha Rajaya Namah",yang berarti "Hormat kepada raja segala pohon" (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
- Tulsi (Ocimum tenuiflorum), persembahan untuk Dewa Wisnu, selalu ditanam di halaman rumah maupun dalam pot, secara simbolik 'dinikahkan' dengan Dewa Wisnu pada upacara Tulsi Vivah yang dieselenggarakan pada hari ke-8 atau ke-12 pada bulan Kartika setiap tahun kalender Hindu (periksa nama ilmiah dan klasifikasi).
Sumber:
Biodiversity of India
makasih bos infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapuskalau di jawa apakah bisa menemukan pohon saraca asoca??
BalasHapusApakah Pohon Asoka ini, sama dengan 'Sokasati' di Bali (yang banyak ditanam pada halaman Pura), sama juga dengan Pohon Soka Sati (dlm Bhs Indonesia), Tks !!!
BalasHapus