Ata merupakan tumbuhan melilit jenis pakis yang di Bali dahulu lazim digunakan sebagai bahan tali. Seiring dengan membanjirnya bahan tali sintetik maka kini peranan ata mulai menjadi kurang penting, kecuali dalam kerajinan anyam-anyaman digunakan sebagai pengikat bingkai. Ata bukan merupakan nama satu jenis tumbuhan, melainkan beberapa jenis tumbuhan pakis dalam marga
Lygodium yang merupakan satu-satunya marga dalam suku
Lygodiaceae. Jenis ata yang terdapat di Bali adalah ata tali yang nama ilmiahnya
Lygodium circinnatum (
periksa nama ilmiah dan klasifikasi) dan ata kawat yang nama ilmiahnya
Lygodium microphyllum (
periksa nama ilmiah dan klasifikasi). Nama umum ata adalah hata (Sunda), pakis rambat (Jawa), dan climbing ferns (Inggris).
Ata tali mempunyai rimpang merayap pendek, tertutup rapat rambut kehitaman, Daun muda besar, memanjat beberapa meter. Tulang daun berdiameter 2-5 mm, halus, dengan sayap pendek atau tidak, tulang daun utama bercabang sangat pendek, kurang dari 2 mm, ujung dorman, tertutup rambut coklat pucat, tulang daun sekunder bercabang 2-4 cm, kadang-kadang bercabang sekali ke dua arah. Anak daun steril terbelah menjari dengan 2-7 jari, tepi rata, panjang sampai 20 cm, lebar lebih dari 2 cm, kadang-kadang fertil pada permukaan atas, seperti kertas, permukaan halus tetapi berbulu jarang di sekitar tulang daun. Anak daun fertil sama dengan anak daun steril, lebih sempit atau tidak, lebar 1,6 cm (tidak termasuk tonjolan penghasil spora). Tonjolan penghasil spora berjumlah banyak pada tepi anak daun tersier, panjang 2-5 mm, lebar 1,2 mm.
Ata kawat mempunyai rimpang merambat lebar, bercabang tidak beraturan, berdiameter 2-3 mm, ditutupi rambut coklat kehitaman. Daun muda memanjat, kadang-kadang sampai beberapa meter, stipe mempunyai panjang kira-kira 10 xm, permukaan halus, bersayap pendek, bersayap pendek pada bagian atas. Tulang daun seperti bagian atas stipe, permukaan halus, seluruhnya bersayap pendek. Anak daun banyak, berjarak 5-10 cm. Tulang daun utama bercabang 2-5 cm, ujung ditutupi rapat rambut coklat, tulang daun sekunder bercabang 5-8 cm, halus, bersayap pendek. Anak daun banyak, berpasangan pada tulang daun sekunder, dengan tangkai 2-3 mm, berbentuk delta atau delta pendek, tepi rata, permukaan halus, panjang 1,5-3 cm, lebar 1 cm. Tonjolan penghasil spora sempit, menonjol dari tepi helai anak daun, panjang 3-7 mm, lebar 1 mm.
|
|
Daun steril
Sumber: USGS |
|
Bagin yang tumbuh melilit sebenarnya bukan batang, emalinkan tangkai dan tulang utama daun. Tangkai dan tulang utama daun ini yang dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan membuat tali.
Kerabat ata lainnya:
makasih bos infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapusBagus sekali dan bermanfaat sekali tulisan tentang tanaman tanaman Bali. Kalau bisa juga diperluas tentang tanaman tanaman yang terancam kepunahan seperti kem, lempeni, suni, dan lain-lain. Semoga ada yang tertarik melestarikan tanaman tanaman tersebut.
BalasHapus