Kacang tunggak merupakan herba setahun atau tahunan, tegak, menjalar, atau melilit, batang agak berambut pendek, panjang 1-3 m. Stipula berbentuk lanset, kurang lebih 1 cm, dengan tonjolan sempit di bawah titik pangkalnya. Daun berselang-seling, panjang tangkai daun 5-25 cm, beranak daun tiga: helai daun tengah simetris, membulat telur, kadang-kadang berlekuk dangkal, (6,5-)7-13,5(-19,5) cm x (3,5-)4,0-9,5(-17,0) cm, helai daun samping tidak simetris, membenjol ke salah satu sisi; kedua permukaan helai anak daun tidak berambut, pangkal helai anak daun berbentuk membulat atau agak menyudut, ujung helai anak daun berbentuk menajam. Malai pada ketiak daun, dengan 1 helai daun tangkai malai, panjang tangkai malai (4-)10-17(-32) cm, sumbu melengkung, permukaan bertonjolan jarang, berisi 2-6 bunga menggerombol pada bagian atas sumbu. Bunga fertil bertangkai pendek, melekat berdekatan dengan pangkal tangkai bunga abortif yang meninggalkan tonjolan berkelenjar, daun tangkai bunga 2, membulat telur terbalik, panjang 3-5 mm, mudah rontok. Kelopak berbentuk lonceng, 6-10 mm, bergerigi, bilah berbentuk menyerupai lanset, panjang 5-7 mm. Mahkota terdiri atas standar, sayap dan lunas; helai standar putih kekuningan atau ungu, suborbicular, panjang 1.2-3.3 × 1-3.2 cm, ujung berbentuk melekuk dalam ke dalam; helai sayap biru atau jingga, berbentuk agak menyegitiga, 2,2 cm x 1,2 cm; lunas biasanya putih atau pucat, berbentuk perahu, ujung tidak melengkung, 2,1 cm x 1,2 cm. Benang sari menyatu di bagian pangkal menjadi dua kelompok (9+1), bakal buah berisi 12-21 bakal biji. Polong tegak kaku atau menggantung, panjang 10-100 cm. Biji banyak, bervariasi dalam bentuk, dukuran, dan warna, merah gelap, hitam, atau berbercak hitam atau coklat, membundar sampai menyudut atau menyerupai ginjal, 5-10 mm x 4-8 mm.
Kacang jenis Vigna unguiculata terdiri atas tiga kelompok kultivar (cultivar group), dua di
antaranya merupakan kacang tunggak dan satu merupakan kacang panjang:
- Vigna unguiculata ‘Unguiculata Group’: herba setahun tegak atau agak tegak menjalar, tinggi 15-80 cm, polong kaku atau lembut, menggantung (bahkan ketika masih muda), keras dan padat, panjang 10-30 cm, tidak membengkak pada bagian berisi biji ketika masih muda; panjang biji 6-10 mm. Nama umum: kacang tunggak (Indonesia), cowpea, black-eye bean, southern pea (Inggris).
- Vigna unguiculata ‘Biflora Group’: herba setahun tegak atau agak tegak menjalar, tinggi 15-80 cm; polong kaku atau lembut, keras dan padat, panjang 7,5-12 cm, tidak membengkak pada bagian berisi biji ketika masih muda; panjang biji 3-6 mm. Nama umum: kacang merah, kacang tunggak, cowpea, sowpea (Inggris).
- Vigna unguiculata ‘Sesquipedalis Group’, merupakan herba setahun melilit, tinggi 2-4 m, polong tidak kaku, menggantung, panjang 30-100 cm, tidak padat dan keras, agak membengkak pada bagian berisi biji ketika masih muda; panjang biji 3-6 mm. Nama umum: kacang panjang (Indonesia); long bean, yard bean (Inggris).
 |
| Kacang tunggak, A: sosok pertanaman, B: pucuk berbunga, C dan D: perbungaan dan polong muda, E dan F: kuntum bunga, G-I: berbagai bentuk polong, serta J dan K: biji berwarna-warni |
Kacang barak digoreng setelah terlebih dahulu dikecambahkan, tetapi tidak sampai kecambahnya tumbuh panjang, melainkan cukup sampai kulit bijinya agak mengelupas. Selain digunakan untuk campuran srombotan, kacang barak goreng juga dicampurkan dengan 'saur', yaitu kelapa parut yang dibumbui dan kemudian digoreng tanpa minyak dengan api kecil. Saur dengan kacang barak goreng ini merupakan bagian penting dalam berbagai jenis 'banten', yaitu sesajen untuk persembahyangan umat Hindu di Bali. Di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara Afrika, kacang tunggak merupakan bahan pangan pokok, sama dengan beras bagi orang Asia Tenggara. Di Timor, NTT, kacang tunggak disebut kacang nasi, biasa dikonsumsi sebagai campuran jagung. Di daerah ini kacang tunggak dibudidayakan bersama dengan jagung dan labu, mirip dengan budidaya 'tiga bersaudari' dalam budidaya sistem milpa di kalangan orang Maya, penduduk asli Amerika Tengah yang pertama kali membudidayakan kacang tunggak ini.
Dahulu, kacang tunggak dibudidayakan di sawah setelah musim tanam padi, tetapi kini tidak lagi. Menurut teman saya, pakar agronomi berkebangsaan Amerika yang pada tahun 1970-an bekerja sebagai konsultan IRRI dan pernah melanglangbuana di Bali, introduksi padi unggul berumur pendek telah secara fundamental mengubah budaya agraris padi sawah di Bali. Kata dia, dahulu dalam satu tahun padi ditanam hanya satu kali dan kemudian diikuti dengan tanam palawija. Kehadiran varietas unggul padi berumur pendek memungkinkan padi ditanam 2 sampai tiga kali dan seiring dengan itu maka budidaya tanaman palawija, termasuk kacang tunggak, mulai menghilang. Dia melanjutkan, karena budaya Bali berbasis budaya agraris, seharusnya tanaman juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Tapi ketika saya sampaikan bahwa di Bali sekarang ada gerakan 'ajeg Bali', dia hanya berkomentar singkat, "mudah-mudahan ada yang memperhatikan berbagai jenis tanaman khas Bali yang sudah mulai langka". Mudah-mudahan, di antara penyuka srombotan, masih banyak yang tahu, kacang barak goreng yang begitu enak itu tanamannya seperti apa dan ditanam di mana.
Tautan Luar:
Kacang tunggak Vigna unguiculata 'Unguiculata Group' di Purdue University, AS
Kacang tunggak di Alternative Field Crops Manual
Kacang tunggak di Grassland Species Profiles, FAO
Kacang tunggak di Tropical Forages
Kacang tunggak di Wikipedia
Foto kacang tunggak di Google
Halo Min. Mau nanya apa bener kacang merah yg udah dikecambahin membentuk zat beracun? Mohon infonya. Thanks
BalasHapusmakasih bos infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapus