Selamat Datang

Melalui blog Tumbuhan Bali ini saya menayangkan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai arti penting dalam kehidupan orang Bali, terutama jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara agama dan pemanfaatan lain dalam kaitan dengan tradisi masyarakat Bali. Tayangan akan saya fokuskan pada pengenalan ciri-ciri morfologis yang dilengkapi dengan foto untuk memudahkan melakukan pengenalan, terutama bagi Anda yang hanya pernah mendengar nama tetapi belum pernah melihat sendiri bagaimana 'rupa' sesungguhnya dari tumbuhan tersebut. Karena latar belakang saya adalah pertanian maka saya mengalami keterbatasan uraian mengenai pemanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan orang Bali, terutama dalam pemanfaatan untuk upacara keagamaan. Untuk melengkapinya, saya akan dengan terbuka menerima masukan dari Anda, terutama dari Anda yang merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk Bali.

Moolatho Brahma Roopaya, Madhyato Vishnu Roopini, Agratas Shiv Roopaya, Vriksha Rajayte Namaha.
Brahma shaped at the root, Vishnu shaped in the middle and Shiva shaped at the top, we salute You, the king of all trees.

Daftar Istilah Morfologi Tumbuhan

Klik huruf awal istilah di bawah ini untuk mencari definisi:
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website

Mengapa Tumbuhan Bali?

Dahulu, ketika saya masih seorang murid sekolah dasar di sebuah SD di desa pedalaman di Bali bagian Barat, saya harus berjalan kurang sebih sejauh 3 km dari rumah untuk sampai di sekolah. Saya harus melalui jalan yang di kiri kanannya tidak selalu terdapat pemukiman, melainkan dipenuhi belukar dan kebun milik masyarakat. Sebagian dari kami, saya dan beberapa orang teman lainnya, tidak selalu dibekali uang jajan oleh orang tua. Karena itu, kami sering mengambil, mungkin juga bisa dikatakan 'mencuri' berbagai jenis buah-buahan dari belukar dan kebun yang terdapat di sepanjang jalan yang kami lalui. Biasanya kami mengambil buah buni, buah sentul, buah kaliasem, buah kapundung, dan sebagainya. Bila kami disuruh guru untuk mengambil batu kali dari sungai untuk kepentingan sekolah, dari pinggir sungai kami mengambil buah gungung.

Kini, setelah 40-an tahun berlalu, Bali sudah sangat maju. Anak-anak di kampung saya tidak perlu lagi berjalan kaki berkilo-kilometer untuk menuju ke sekolah. Jalan yang dahulu hanya berupa jalan tanah yang berlumpur dan licin pada musim hujan dan berdebu pada musim kemarau, kini sudah menjadi jalan aspal. Bila yang lalu lalang di jalan itu dahulu hanyalah cikar maka yang lalu lalang sekarang di jalan yang sama adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Dahulu, ketika odalan di pura orang menggunakan buah-buahan lokal untuk sesajen, kini yang digunakan adalah buah-buahan impor. Anak-anak sekarang lebih mengenal buah apel, pir, dan jeruk impor, daripada buah sentul, buni, kapindung, bahkan juuk bali. Pohon sentul, pohojn buni, dan pohon kaliasem yang dahulu kami panjat untuk mencuri buahnya sudah tidak ada lagi, digantikan dengan pohon cengkeh, kakao, durian bangkok, dan jenis-jenis pohon modern lainnya.

Demikian juga dengan bunga untuk sembahyang. Dahulu, ketika kami masih kanak-kanak, kami selalu mendapat tugas dari orang tua untuk memetik bunga setiap kali akan ada upacara persembahyangan, entah di pura desa maupun sanggah keluarga. Di setiap pekatangan terdapat berbagai jenis bunga, mulai dari bunga semusim seperti ratna dan mitir sampai dengan bunga tahunan seperti siulan dan sudamala. Sekarang, untuk kelengkapan upacara, orang membeli bunga di pasar. Bukan tidak mungkin, orang yang membeli bunga di pasar itu, tidak tahu nama bunga yang dibelinya. Pokoknya asal bunga, maka itu sudah cukup. Maka jepun bali berganti dengan jepun kemboja, tapak dela berganti dengan nusa indah, dan pucuk arjuna berganti dengan pucuk apa saja, asalkan namanya pucuk.

Di tengah-tengah kesadaran orang Bali dalam menegakkan ajeg Bali, sayang sekali belum banyak orang yang memberikan perhatian terhadap jenis-jenis tumbuhan yang sebenarnya memberikan nilai yang lebih hakiki selain sekedar mengucapkan salam Om Swastyastu. Mengucapkan salam Om Swastyastu memang penting, tetapi akan tidak lengkap bila tidak ada yang memberikan perhatian dalam memperkenalkan berbagai tumbuhan Bali, terutama kepada generasi muda. Memang benar bahwa Kebun Raya Eka Karya di Bedugul telah melakukan banyak hal, bukan hanya mendokumentasikan, tetapi juga melakukan pelestarian ex situ, terhadap berbagai jenis tumbuhan Bali. Blog ini tentu saja tidak mungkin bisa melakukan hal ini, dan memang tidak dimaksudkan untuk tujuan seperti itu. Blog ini saya buat untuk mengisi kesenjangan yang ada antara berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan dan memperkenalkannya kepada masyarakat.

Blog ini saya akan kembangkan dengan memanfaatkan informasi dasar mengenai tumbuhan Bali hasil penelitian kebun raya satu-satunya di Bali itu. Kebun raya ini telah melaksanakan berbagai penelitian mengenai jenis-jenis tumbuhan yang mempunyai arti penting dalam berbagai aspek kehidupan orang Bali, khususnya upacara kegamaan dan pengobatan tradisional. Hanya saja, hasil penelitian tersebut masih belum bisa diperoleh dengan mudah. Saya menggunakan hasil penelitian mengenai tumbuhan upacara agama yang dilakukan oleh kebun raya tersebut sebagai dasar pemilihan jenis tumbuhan yang saya uraikan pada blog ini, sedangkan mengenai nama ilmiah, klasifikasi, ciri-ciri botani dan foto-foto yang melengkapinya saya rujuk dari berbagai sumber lain, termasuk dari hasil penelitian yang saya pernah lakukan sendiri. Khusus mengenai nama ilmiah, saya menggunakan nama ilmiah hasil pemeriksaan melalui GBIF Data Portal, ITIS, dan The Plant List yang disertai dengan klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi APG-III. Oleh karena itu, nama ilmiah yang saya gunakan untuk jenis tumbuhan yang sama mungkin berbeda dari yang digunakan di kebun raya tersebut.

Blog ini saya buat pada Hari Gakungan, 29 Agustus 2012, dari suatu tempat di luar Bali. Mudah-mudahan, saya bisa meneruskan melengkapinya sehingga dapat menguraikan ciri-ciri berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan orang Bali. Jumlah jenis-jenis tumbuhan yang telah didaftar oleh Kabun Raya Eka Karya mencapai ratusan. Oleh karena itu, pekerjaan untuk mendeskripsikan seluruh jenis tumbuhan tersebut tentu saja bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Meskipun demikian, saya telah bertekad untuk memulainya. Bila sekiranya Anda ingin memberikan kontribusi, baik berupa tulisan lengkap, foto, maupun informasi lebih lengkap mengenai pemanfaatan setiap jenis tumbuhan, saya akan menerima dengan senang hati.

1 komentar:

  1. terimakasih atas didirikannya "perpustakaan" ini.
    semoga ini bisa menginspirasi banyak orang (termasuk seniman, arsitek, pengambil kebijakan) dalam meng-ajegkan bali ... yang bukan semata-mata di ucapan saja tapi lebih ke tindakan nyata... melihat tidak hanya dengan mata tetapi juga dengan hati.
    suksma,
    cenik wimbara.

    BalasHapus