Selamat Datang

Melalui blog Tumbuhan Bali ini saya menayangkan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai arti penting dalam kehidupan orang Bali, terutama jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara agama dan pemanfaatan lain dalam kaitan dengan tradisi masyarakat Bali. Tayangan akan saya fokuskan pada pengenalan ciri-ciri morfologis yang dilengkapi dengan foto untuk memudahkan melakukan pengenalan, terutama bagi Anda yang hanya pernah mendengar nama tetapi belum pernah melihat sendiri bagaimana 'rupa' sesungguhnya dari tumbuhan tersebut. Karena latar belakang saya adalah pertanian maka saya mengalami keterbatasan uraian mengenai pemanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan orang Bali, terutama dalam pemanfaatan untuk upacara keagamaan. Untuk melengkapinya, saya akan dengan terbuka menerima masukan dari Anda, terutama dari Anda yang merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk Bali.

Moolatho Brahma Roopaya, Madhyato Vishnu Roopini, Agratas Shiv Roopaya, Vriksha Rajayte Namaha.
Brahma shaped at the root, Vishnu shaped in the middle and Shiva shaped at the top, we salute You, the king of all trees.

Daftar Istilah Morfologi Tumbuhan

Klik huruf awal istilah di bawah ini untuk mencari definisi:
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website

Rabu, 05 Juni 2013

Napak Tilas Tumbuhan Bali Jaman Dulu Melalui Buku Miguel Covarrubias

Saya bersekolah, kuliah, dan kemudian bekerja di luar Bali sehingga 'pengetahuan' saya mengenai Bali terbatas pada apa yang saya alami pada masa kanak-kanak. Saking terlalu lama berada di luar Bali, teman saya, kebetulan oranga Kanada keturunan Prancis, ketika saya mendapat kehormatan melanjutkan kuliah di McGill University di Montreal, Kanada, mengolok saya karena tidak tahu apa arti kata 'bedag'. Sedikit-sedikit, saya bisa berbahasa Bali serta membaca dan menulis dengan huruf Bali, tapi tidak tahu kata-kata yang jarang digunakan semacam 'bedag' itu. Begitulah, saya pun harus belajar banyak mengenai Bali. Ketika masih kuliah, saya sering berlama-lama di perpustakaan universitas (McGill University Library dan kemudian Charles Darwin University Library), untuk mencari buku atau artikel tentang Bali.

Salah satu buku yang saya temukan dan kemudian saya baca adalah buku berjudul 'Island of Bali' yang ditulis oleh orang Amerika keturunan Meksiko, Miguel Cavarrubias. Miguel menulis buku tersebut setelah tinggal selama 3 tahun di Bali, tepatnya di Denpasar, pada awal tahun 1930-an. Buku yang ditulisnya dengan bahasa yang ringan menyebabkan mudah dibaca, lebih-lebih ketika bahasa Inggris saya ketika itu masih pas-pasan. Miguel menulis berbagai hal, mulai dari kehidupan sehari-hari orang Bali sampai dengan upacara agama yang rumit, mulai dari resep masakan orang Bali sampai dengan sabung ayam, pokoknya komplit. Tapi sebagai orang yang berlatar belakang ilmu pertanian dan kemudian menyenangi ekologi, saya terterik dengan bagian dari buku yang menguraikan tentang tumbuhan dan satwa. Hanya saja, karena blog ini mengenai tumbuhan maka saya akan menceritakan apa yang ditulis oleh Miguel tentang tumbuhan Bali pada saat itu.

Mari kita simak satu paragraf dari buku "Island of Bali' tersebut. Pada halaman 104-105, Miguel menulis tentang makanan pokok, sayuran, dan buah-buahan yang dikonsi orang Bali pada saat itu:
With meat eaten only occasionally, the diet of the Balinese consists, beside rice, corn, and sweet potato, of vegetables and fruits, of which they have a great variety. Besides eggplant, papaya, coconut, bananas, pineaples, mangoes, oranges, melons, peanut, and so forth, there are of others unknown among us [di kalangan orang Barat], such as the delicious breadfruit (timbul), jackfruit (nangka), acacia leaves (twi), greens (kangkung), eddible ferns (paku), and extraordinary fruits such as salak, a pear-shaped fruit that grows on a palm, tastes like pineapple, and is covered by the most perfect imitation snakeskin; the delicate djambu, fragrant wani, the rambutan (a large sort of grape inside of a hairy transparent pink skin), the famous mangosteen (manggis) (for which a prize was offered by Queen Victoria to anyone who found the way to bring the fruit in good condition to England), and the stinking durien (duren in Bali).
Kutipan di atas menunjukkan bahwa belum terlalu lama, orang Bali tidak hanya makan nasi sebagai makanan pokok. Sebagian besar orang Bali ketika itu makan nasi yang dicampur dengan jagung atau ubi jalar yang diiris dan dipotong menjadi berbentuk kotak kecil-kecil. Nasi yang dibuat hanya dari beras disebut 'nasi tulen', sedangkan yang dicampur dengan bahan lain disebut 'nasi moran'. Saya masih ingat, pada masa kanak-kanak saya hanya makan 'nasi tulen' pada saat hari raya keagamaan atau ketika ada orang menyelenggarakan upacara agama. Bahkan di dusun asal saya, orang menggunakan buah pisang jenis tertentu sebagai bahan campuran 'nasi moran', juga umbi ubi kayu ('kesela sawi'), kimpul ('keladi'), dan buah nangka muda sebagai bahan pencampur.
Buah=buahan Bali menurut Miguel Covarrubias. Sumber: Tuberoses & Tea

Miguel menyebut jenis-jenis buah-buahan yang umum terdapat di negerinya, selain jenis yang tidak umum terdapat. Di antara jenis-jenis yang umum terdapat di negerinya dan juga ditemukannya di Bali, oranges (jeruk manis) dan melon (melon) mungkin ketika itu belum dikenal orang Bali. Yang dimaksud oranges mungkin mandarins, yang di Amerika disebut tangerines, yaitu jeruk keprok yang di Bali disebut 'semaga' (Citrus reticulata Blanco), sedangkan yang dimaksud melon mungkin watermelon, yaitu semangka ('semangka')(Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai). Di antara jenis-jenis tumbuhan yang tidak lazim ditemukan di negerinya, twi sebenarnya bukanlah sejenis akasia dan yang dimaksud dengan greens seharusnya adalah water spinach. Twi yang sebenarnya adalah Sesbania grandiflora (L.) Poiret, sedangkan kangkung adalah Ipomoea aquatica Forssk., saudara semarganya ubi jalar Ipomoea batatas (L.) Lamk. Sekarang orang Bali mungkin masih makan sayur kangkung, tetapi ubi jalar impor mungkin lebih mudah ditemukan di menu masakan Perancis di hotel-hotel berbintang.

Miguel dengan tepat menyebut jenis sayuran khas Bali: timbul, nangka, dan paku, dan buah-buahan khas Bali: salak, wani, dan duren. Saya menyebut nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai sayur karena jaman dahulu buah nangka lebih banyak dikonsumsi muda sebagai bahan sayuran (dan campuran lawar, masakan khas Bali yang dicampur dengan daging), meskipun juga dikonsumsi setelah matang sebagai buah-buahan (sebagaimana umumnya sekarang). Kebetulan juga nangka masih saudara semarganya timbul Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg, saudara kembar siam sukun yang nama ilmiahnya sama (buah timbul berbiji, sedangkan buah sukun tidak). Dan sayuran yang dimaksud paku tentu saja 'paku jukut' tentu saja adalah pakis Diplazium esculentum (Retz.) Sw. yang sampai sekarang masih banyak ditemukan tumbuh di pinngir sungai atau di temapt-tempat cukup lembab lainnya.

Salak bali kini telah menjadi buah-buahan unggul varietas nasional (Salacca zalacca (Gertn.) Voss 'Salak Bali') yang bahkan telah mashyur ke mancanegara . Kulit buahnya yang menyerupai sisik ular menyebabkan orang Inggris menyebutnya snake fruit. Kalau wani (Manfifera caessia Jack) memang merupakan tumbuhan khas Bali yang sudah mulai langka. Bukan hanya wani, poh eni (Mangifera odorata Griffith) dan poh pakel (Mangifera foetida Lour.) juga mengalami nasib serupa, semakin sulit ditemukan di Bali. Kedua jenis poh ini masih bersaudara semarga dengan poh (Mangifera indica L.), bahkan ada yang menduga poh eni sebagai keturunan silang alami antara poh dengan poh pakel. Dalam bahasa Indonesia wani disebut binjai, poh eni disebut kweni, dan poh pakel disebut bacang. Miquel tidak menyebut poh eni dan poh pakel ini, mungkin karena dia dan istrinya jarang jalan-jalan ke hampung-kampung di Bali ketika itu, sehingga tidak menemukannya.

Saya sudah menulis deskripsi beberapa dari tumbuhan sayuran dan buah-buahan tersebut dalam blog ini. Silahkan klik tautan masing-masing, bila Anda diarahkan ke Wikipedia berarti saya belum menulisnya dan akan menulisnya lain kali. Untuk kali ini cukup dulu sampai di sini, mudah-mudahan Anda berkenan menyampaikan komentar untuk semakin meramaikan blog ini.

9 komentar:

  1. Bagus sekali Buku ini...bisa dibantu untuk membeli/copy?
    Salam - Dayu Bali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa diperiksa di toko buku (Gramedia, Periplus di bandara). Bila belum dapat, silahkan kirimkan alamat, tyang akan kirimkan fotokopinya. Banyak hal bisa diperoleh mengenai Bali masa lalu untuk dibandingkan dengan Bali masa kini.

      Hapus
  2. Wah pak Wayan hebat sekali. Jarang saya menjumpai sinonim latin-bali secermat tulisan anda. Teruslah menulis pak, tulisan anda bermanfaat bagi bali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Gito, saya usahakan untuk terus menulis, apalagi setelah tahu ternyata banyak kawan yang menyampaikan umpan balik. Saya berusaha menggunakan nama Latin dgn terlebih dahulu memeriksa pada situs pemeriksaan nama ilmiah.

      Hapus
  3. Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga

    kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
    keep update! double cabin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, bung Ferry. Maaf bia dalam beberapa waktu terakhir, karena kesibukan yg padat, saya tidak dapat rutin menambahkan tulisan. Tapi says akan terus menulis.

      Hapus
  4. Terima kasih Nikita, silahkan berkunjung kembali nanti.

    BalasHapus
  5. makasih bos infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus
  6. Terimakasih pak wayan sangat bagus tulisanya tyng mau lebih lengkap lagi tentang manfaat dan kamdungan dari bunga timbul terimakasih

    BalasHapus