Selamat Datang

Melalui blog Tumbuhan Bali ini saya menayangkan berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai arti penting dalam kehidupan orang Bali, terutama jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara agama dan pemanfaatan lain dalam kaitan dengan tradisi masyarakat Bali. Tayangan akan saya fokuskan pada pengenalan ciri-ciri morfologis yang dilengkapi dengan foto untuk memudahkan melakukan pengenalan, terutama bagi Anda yang hanya pernah mendengar nama tetapi belum pernah melihat sendiri bagaimana 'rupa' sesungguhnya dari tumbuhan tersebut. Karena latar belakang saya adalah pertanian maka saya mengalami keterbatasan uraian mengenai pemanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan orang Bali, terutama dalam pemanfaatan untuk upacara keagamaan. Untuk melengkapinya, saya akan dengan terbuka menerima masukan dari Anda, terutama dari Anda yang merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk Bali.

Moolatho Brahma Roopaya, Madhyato Vishnu Roopini, Agratas Shiv Roopaya, Vriksha Rajayte Namaha.
Brahma shaped at the root, Vishnu shaped in the middle and Shiva shaped at the top, we salute You, the king of all trees.

Daftar Istilah Morfologi Tumbuhan

Klik huruf awal istilah di bawah ini untuk mencari definisi:
A, B, C, D-E, F-H, I-L, M-O, P, Q-R, S, T-U, V-Z, dari New South Wales Flora Online
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J-K, L, M, N, O, P-Q, R, S, T, U, V, W-Z, dari Flora Australia
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Z, dari Angiosperm Phylogeny Website

Kamis, 13 September 2012

Jagung Gembal (Sorgum)

Jagung gembal sudah sangat jarang dibudidayakan di Bali sehingga mungkin sudah kurang dikenal. Jagung gembal sebenarnya merupakan nama tanaman dalam genus Sorghum yang terdiri atas sejumlah spesies yang berbeda. Namun dalam bahasa Bahasa Bali, nama jagung gembal digunakan untuk jenis sorgum budidaya (Sorghum bicolor (L.) Moench., periksa nama ilmiah dan sinonimi), tanaman asal Afrika Utara, tetapi sekarang telah dibudidayakan secara luas di kawasan tropik, terutama di wilayah kering. Beberapa literatur menyebut sorgum terdiri atas tiga subspesies, Sorghum bicolor ssp. arundinaceum (Desv.) de Wet & J.R. Harlan (sorghum liar), Sorghum bicolor ssp. bicolor (sorgum budidaya), dan Sorghum bicolor ssp. drummondii (Nees ex Steud.) de Wet (sejenis rumput yang dalam bahasa Inggris disebut sudangrass). Nama Sorghum bicolor (L.) Moench. kini digunakan hanya untuk sorgum budidaya,
sedangkan subspesies pertama dan ketiga mendapat status spesies, masing-masing menjadi Sorghum arundinaceum (Desv.) Stapf dan Sorghum × drummondii (Steud.) Millsp. & Chase, menambah jumlah spesies sorgum yang telah ada sebelumnya. Dalam bahasa Indonesia, jagung gembal adalah sorgum. Dalam bahasa Inggris, tanaman sorgum budidaya, selain disebut dengan nama teknis grain sorghum, juga disebut black amber, broomcorn, chicken corn, drummond broomcorn, durra, egyptian millet, feterita, forage sorghum, great millet, guinea corn, jowar, kaffircorn, milo, shallu, shatter cane, shattercane, dan sweet sorghum.

Sorgum budidaya merupakan rumput semusim, batang tegak, kokoh, dan tidak berongga, tinggi 0,5-5 m, tunggal atau merumpun, tidak bercabang atau bercabang,  terdiri atas ruas yang dibatasi oleh buku-buku berambut. Daun tunggal berselang-seling, jumlah 7-12 bergantung pada kultivar, tumbuh dari buku dengan upih saling menumpuk membungkus sebagian dari ruas,  panjang upih 15-35 cm, dengan rambut-rambut putih dai bagian pangkal. Lidah daun biasanya ada, pendek, panjang sekitar 2 mm, telingan daun berbentuk segi tiga atau lanset, helai daun berbentuk lanset memanjang, 30-135 cm x 1,5-13 cm, tepi rata atau bergelombang, tulang daun utama putih, kuning atau hijau, stomata terdapat pada kedua permukaan daun. Perbungaan berupa malai, tangkai malai tegak atau melengkung menyerupai leher angsa, poros malai pendek atau panjang, terdiri atas tandan primer, sekunder, dan tersier yang tersusun membentuk raceme yang longgar atau kompak, bergantung pada panjang poros malai, panjang tandan dan jarak percabangan tandan. Spikelet pada bagian pangkal malai mengelompok berpasangan, satu tanpa tangkai dan hermaprodit, yang lainnya bertangkai dan berbunga jantan atau steril, jarang-jarang hermaprodit, spikelet pada ujung malai mengelompok tiga-tiga, satu tanpa tangkai dan dua bertangkai; panjang spikelet tanpa tangkai 3-10 mm, glume berjumlah 2, panjang hampir sama, kaku seperti kulit atau kertas, glume di bagian bawah menutupi sebagian glume di bagian atas, berurat 6-18, glume di bagian atas lebih sempit dan berujung lebih meruncing; glume membungkus dua floret, floret di bagian bawah tidak subur, terdiri atas hanya lema, membentuk kelopak yang membungkus sebagian dari floret di bagian atas; floret di bagian atas hermaprodit, dengan lema merupa membran yang bergerigi di bagian ujung; awn, bila ada, mem melengkung atau menyiku, palea, bila ada, kecil dan tipis; putik 3, ovarium beruang tunggal, mempunyau 2 tangkai putik memanjang dengan kepala putik berbulu; panjang spikelet bertangkai bervariasi; lebih pendek daripada spikelet tanpa tangkai, sering hanya terdiri atas hanya 2 glume, floret di bagian atas hanya terdiri atas lema tanpa palea, mempunyai 3 benang sari dengan serbuk saru fungsional. Buah bertipe karyposis, sebagian ditutupi glume, bulat atau lonjong, berdiameter 4-8, warna bervariasi.

Berdasarkan bentuk malai dan susunan floret, sorgum dikelompokkan menjadi 5 klompok kultivar (cultivar groups) sebagai berikut:
  • Kelompok kultivar Bicolor, malai terbuka bertangkai tegak dengan tandan menyebar, tandan di bagian bawah lebih panjang dari tandan di bagian lebih atas, glume lebih panjang dari biji. Bijinya umum digunakan sebagai bahan membuat bir, beberapa kultivar berbatang manis digunakan sebagai bahan membuat etanol.
  • Kelompok kultivar Caudatum, malai beragam tetapi agak kompak dan tegak, terdiri atas tandan yang kurang lebih sama panjang yang tersusun agak rapat, biji agak rata di satu sisi, glume lebih pendek dari biji.
  • Kelompok kultivar Durra, malai sangat kompak dan bertangkai melengkung, spikelet tanpa tangkai, tidak mempunyai glume bagian bawah, biji agak lonjong.
  • Kelompok kultivar Guinea, malai terbuka dan tidak rapat, bertangkai agak melengkung, tandan di bagian bawah dan bagian atas berukuran panjang kurang lebih sama, biji bulat melebar dengan glume yang kurang lebih sama panjang. Beberapa kultivar dari kelompok ini beradaptasi dengan kondisi lembab sehingga umum dibudidayakan di Asia Tenggara.
  • Kelompok kultivar Kaffir, malai memanjang dan agak kompak, tandan cenderung menegak mendekati poros malai, glume lebih pendek daripada biji.


Pertumbuhan sorgum terdiri atas fase sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.
Di antara fase-fase ini, fase 1 dan fase 2 yang berlangsung dalam kurun waktu 10-30 hari sejak benih berkecambah sangat rentan menghadapi persaingan dengan gulma. Namun bergantung pada komposisi gulma dan faktor lingkungan lainnya, fase 3 yang belangsung sejak 30 hari sejak berkecambah sampai seluruh daun membuka penuh, juga rentan dalam menghadapi persaingan dengan gulma. Selain menghadapi kendala gulma, budidaya sorghum juga menghadapi kendala hama dan penyakit.

Di negara-negara berkembang, sorgum dibudidayakan terutama sebagai bahan pangan dan di wilayah tertentu bijinya juga digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman beralkohol dan bahan upacara adat. Minuman beralkohol yang dibuat dari biji sorgum dapat berupa bir yang dibuat dari biji yang difermentasi setelah dikecambahkan atau minuman keras yang dibuat dari biji setelah dikukus dan difermentasikan. Di negara-negara maju, sorgum dibudidayakan untuk digunakan batangnya atau bijinya sebagai bahan pakan, dan khusus sorgum manis, digunakan batangnya sebagai bahan membuat etanol sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan industri.
Sorgum belum berbunga.
Sumber: Semilla Besada
Sorgum telah berbunga.
Sumber: Metafro
Malai bunga sorgum.
Sumber: Forestry Images
Kultivar sorgum manis.
Sumber: eHow
Tangkai malai melengkung.
Sumber: Tentakel
Malai terbuka.
Sumber: Rare Plants

Kerabat dekat:
Sorghum × drummondii (Steud.) Millsp. & Chase. (rumput sudan). Rumput semusim merumpun, 3 sampai 20-30 batang per rumpun, batang silindris, halus, tinggi 0,5-3,5 m, terdiri atas bentuk tegak, agak menyebar, menyebar, agak merunduk, dan merunduk. Daun berbentuk lanset, halus, hijau terang, 45-60 cm x 4-5 cm, menjuntai, 7-8 daun per individu. Bunga merupakan malai, panjang 30-50 cm, berwarna merah sampai kuning jerami setelah tua.
Rumput sudan tipe tegak.
Sumber: AgroAtlas
Malai rumput sudan.
Sumber: Wikipedia

Sorghum halepence (L.) Pers. (rumput johnson). Rumput tahunan yang membentuk rimpang, tinggi batang 6-8 kaki atau lebih, daun cukup panjang, perbungaan berupa malai terbuka, spikelet terdiri atas 1 floret, buah bertipe karyopsis, berwarna coklat kemerahan.

Rumput johnson.
Sumber: CalPhotos
Malai rumput johnson.
Sumber: Invasive Species Photo Gallery

Sorghum timorense (Kunth) Buse (rumput sorgum timor). Rumput semusim merumpun, batang tegak atau merunduk, permukaan batang halus atau bertepung, berambut pada buku, bercabang banyak. Upih daun halus atau berambut pendek halus, lidah daun 1,3-3,5 mm, helai daun halus atau berambut pendek halus, 30-60 cm x 0,5-1 cm, lurus atau melengkung. Malai terbuka, panjang 15-40 cm, sumbu malai halus, cabang bersegi, panjang cabang primer 2-11 cm, terdiri atas raceme dengan beberapa spikelet subur.
Rumput sorgum timor.
Sumber: flickr
Malai rumput sorgum timor.
Sumber: flickr

1 komentar: